Kepolisian Sektor Metro Jagakarsa membongkar praktik penjaja seks dengan korban belasan gadis berusia remaja. Bisnis haram itu, dijalankan lelaki tua bernama Torik Sulistio.
Mungkin banyak yang tak menyangka, praktik asusila bermotif ekonomi itu, ternyata hanya dijalankan di sebuah warung kopi kecil dengan bangunan semi permanen berukuran tak lebih 3 meter.
Lokasi praktik prostitusi yang melibatkan remaja berusia rata-rata 15 tahun sampai 16 tahun itu berada di Jalan Timbul IV, Kelurahan Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Foto: Warung kopi milik Torik.
Sekilas, mungkin tak terlihat lokasi seperti itu bisa digunakan sebagai lokasi transaksi seks. Tapi, semua itu terjawab saat polisi membuka pintu warung kopi.
Ternyata, di dalam warung kopi terdapat sebuah ruangan menyerupai kamar yang dilengkapi kasur. Dari pengakuan Torik, kamar itu memang disediakan bagi pria hidung belang yang akan meniduri remaja-remaja yang dijajakannya.
Foto: Kasur yang ditemukan dalam warung kopi Torik
Di dalam kamar terlihat banyak sekali ditemukan benda yang berhubungan dengan praktik asusila, seperti kondom dan alat pendeteksi kehamilan.
"Ini ruangan dan kasur tempatnya," kata Kapolsek Jagakarsa Kompol Sri Bhayangkari, Jumat, 11 Maret 2016.
Selain itu, tampak sejumlah bekas botol-botol minum keras yang terletak di pojok kanan bagian paling belakang rumah tersebut.
Foto: Kondisi di dalam warung kopi Torik
Ruangan belakang yang menjadi tempat untuk menjajakan korban-korbannya pun hanya dibatasi dengan tembok setinggi 3 meter.
Meski hanya bertempat di lokasi yang terkesan kumuh itu. Namun, berdasarkan keterangan Torik, ia memasang tarif cukup tinggi bagi pria hidung belang yang datang. Untuk sekali kencan, Torik memasang tarif Rp300 ribu hingga Rp400 ribu.
0 komentar:
Posting Komentar